Kegiatan Donor Darah di Desa Pengabean : DARAH AMAN BAGI SEMUA

DONOR DARAH DI DESA PENGABEAN : DARAH AMAN BAGI SEMUA

PENULIS : PAWITRASARI MAHESTYAS RAMADHANI, ITA WULANDARI

KKN DESA PENGABEAN, KECAMATAN DUKUHTURI, KABUPATEN TEGAL

Tegal, 3 November 2019

Mahasiswa KKN UNNES Desa Pengabean melaksanakan sebuah progam kerja yang bekerja sama dengan Karang Taruna Desa Pengabean yaitu kegiatan donor darah yang diberi nama dengan Bank Darah Desa. Progam kerja ini bertujuan untuk menyediakan darah bagi mereka yang membutuhkan. Pengadaan progam kerja ini sendiri dikarenakan banyaknya peristiwa miris di masyarakat karena adanya kekurangan pasokan darah  bagi mereka yang membutuhkan darah. Tak Jarang ada yang sampai harus membayar mahal, demi mendapatkan  sekantong darah, demi menyelamatkan satu jiwa.

Persiapan yang dilakukan dari jauh-jauh hari oleh Mahasiswa KKN UNNES Desa Pengabean bersama dengan Karang Taruna Desa Pengabean telah dipersiapkan secara matang seperti halnya menyebar pamflet, memasang banner, dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi.

Gambar 1 : Proses Pengecekan Kesehatan

Hingga ketika hari pelaksanaan progam kerja tersebut. Antusias dan semangat masyarakat Desa Pengabean sangatlah luar biasa. Tak hanya itu, Mahasiswa KKN UNNES dan Karang Taruna Desa Pengabean juga turut menjadi pendonor guna mensukseskan tujuan dari progam kerja donor darah tersebut yaitu menyediakan suplai darah bagi orang-orang yang membutuhkan

Gambar 2 : Pelaksanaan Donor Darah Desa Pengabean

Kegiatan Donor Darah yang turut melibatkan PMI Slawi dan perangkat desa setempat ini alhamdulillah dapat berjalan dengan lancar dan sukses dalam pelaksanaannya. Dikarenakan hasil pencapaian telah sangat melebihi target yang dibuat. Salah satunya adalah kantong darah, dimana target yang diinginkan PMI Slawi dan Mahasiswa KKN UNNES Desa Pengabean adalah 20 kantong darah. Namun dalam kegiatan ini, hasil kantong darah yang didapat mencapai 30 kantong darah dari 50 pendaftar yang ada.  Hal ini membuat PMI Slawi memberikan pujian atas hasil usaha para Mahasiswa KKN UNNES Desa Pengabean yang bekerja sama dengan Karang taruna Desa Pengabean.

Batik Pengabean menjadi wujud kebanggaan Kabupaten Tegal

Pengabean,Tegal-Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar lokakarya atau pelatihan untuk pembentukan ekosistem Desa Kreatif di Desa Pengabean, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pelatihan tersebut memfokuskan pada kerajinan batik. Perangkat Desa Fasilitasi Infrastruktur Fisik Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) Marsetiadi, Pelatihan tersebut digelar untuk meningkatkan potensi ekonomi di Pengabean, salah satunya batik. Pelatihan digelar agar semua bisa membuat batik dan fesyen dengan pola yang sesuai dengan perkembangan dan permintaan di pasar, di samping juga untuk digunakan sendiri.

“Batik Pengabean  harus muncul dengan identitasnya sendiri yang memang unik dan tidak ditemukan di daerah lain, ujar Marsetiadi dalam keterangan tersirat yang diterima Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES), di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Minggu (27/10/2019).

Sulistyo Dewi  menuturkan,  pelatihan tersebut digelar selama 2 hari yang dimulai dari 27 Oktober – 28 Oktober 2019. Pelatihan batik diikuti sebanyak 20 pengrajin batik di Desa Pengabean,  Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Adapun, pelatihan yang diberikan dalam pelatihan tersebut, meliputi Pembuatan  desain batik klasik, Kontemporer, desain batik jumputan  dengan bahan dasar batik, hingga pewarnaan alami.

Dengan  pelatihan ini, Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggandeng pakar maupun para pengrajin batik untuk membimbing,Ibu-ibu Pelatihan Batik Desa Pengabean yakni  Pakar Pengrajin Batik Sulistyo Dewi  dan Pakar Kain batik Nafisah, dimana kedua tokoh tersebut  berasal dari Desa Pengabean , Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.

Marsetiadi, dengan adanya Pelatihan Pengrajin Batik di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal ,  dapat menunjukan identitasnya sendiri,  yang selama ini tenggelam oleh batik-batik dari kota lainnya. “Bagaimanapun Batik Pengabean memiliki potensi untuk berkembang, karena memiliki motif yang unik, yaitu jika ditunjang oleh kemampuan desain fesyen, akan sangat terbuka bagi batik Pengabean untuk Go International,”kata dia.

Sementara, tokoh Pengrajin Batik Desa Pengabean Sulistyo Dewi, dengan adanya pelatihan tersebut, para pengrajin dapat memperoleh ilmu untuk mengembangkan kemampuannya dalam desain batik dan fesyen.

“Setelah ini, kami akan menggandeng pihak-pihak lain agar Batik Pengabean bisa lebih dikenal pasar. Kami merasa bahwa sekarang masyarakat mulai mengenal keberadaan Batik Pengabean, Sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para pengrajin,” tandas Adi