Pengabean,Tegal-Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggelar lokakarya atau pelatihan untuk pembentukan ekosistem Desa Kreatif di Desa Pengabean, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Pelatihan tersebut memfokuskan pada kerajinan batik. Perangkat Desa Fasilitasi Infrastruktur Fisik Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) Marsetiadi, Pelatihan tersebut digelar untuk meningkatkan potensi ekonomi di Pengabean, salah satunya batik. Pelatihan digelar agar semua bisa membuat batik dan fesyen dengan pola yang sesuai dengan perkembangan dan permintaan di pasar, di samping juga untuk digunakan sendiri.
“Batik Pengabean harus muncul dengan identitasnya sendiri yang memang unik dan tidak ditemukan di daerah lain, ujar Marsetiadi dalam keterangan tersirat yang diterima Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES), di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal, Minggu (27/10/2019).
Sulistyo Dewi menuturkan, pelatihan tersebut digelar selama 2 hari yang dimulai dari 27 Oktober – 28 Oktober 2019. Pelatihan batik diikuti sebanyak 20 pengrajin batik di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal. Adapun, pelatihan yang diberikan dalam pelatihan tersebut, meliputi Pembuatan desain batik klasik, Kontemporer, desain batik jumputan dengan bahan dasar batik, hingga pewarnaan alami.
Dengan pelatihan ini, Kuliah Kerja Nyata Universitas Negeri Semarang (UNNES) menggandeng pakar maupun para pengrajin batik untuk membimbing,Ibu-ibu Pelatihan Batik Desa Pengabean yakni Pakar Pengrajin Batik Sulistyo Dewi dan Pakar Kain batik Nafisah, dimana kedua tokoh tersebut berasal dari Desa Pengabean , Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal.
Marsetiadi, dengan adanya Pelatihan Pengrajin Batik di Desa Pengabean, Kecamatan Dukuhturi, Kabupaten Tegal , dapat menunjukan identitasnya sendiri, yang selama ini tenggelam oleh batik-batik dari kota lainnya. “Bagaimanapun Batik Pengabean memiliki potensi untuk berkembang, karena memiliki motif yang unik, yaitu jika ditunjang oleh kemampuan desain fesyen, akan sangat terbuka bagi batik Pengabean untuk Go International,”kata dia.
Sementara, tokoh Pengrajin Batik Desa Pengabean Sulistyo Dewi, dengan adanya pelatihan tersebut, para pengrajin dapat memperoleh ilmu untuk mengembangkan kemampuannya dalam desain batik dan fesyen.
“Setelah ini, kami akan menggandeng pihak-pihak lain agar Batik Pengabean bisa lebih dikenal pasar. Kami merasa bahwa sekarang masyarakat mulai mengenal keberadaan Batik Pengabean, Sehingga pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para pengrajin,” tandas Adi